Thursday, May 11, 2006

Perpanjang SIM A

Tanggal 24 Mei 2006 yang lalu saya memperpanjang SIM A yang habis 2 bulan silam. Pada saat membuat SIM tersebut lima tahun silam, saya masih harus datang ke Daan Mogot. Jauhhhh.... bangettt....!! Tetapi kata'nya' sekarang di Polsek Jaksel saja...

Tanya sana sini, akhirnya coba googling dulu, dengan keyword "perpanjangan SIM A". Dapat satu info di Milis. Menurut milis tersebut perpanjangan bisa dilakukan di layanan mobil keliling. Karena lokasinya berganti - ganti, info lokasi dapat diminta dengan mengirim SMS ke 1717. Dengan pesimistik, dan hanya didorong rasa "iseng"... saya kirim sms
"Mohon info lokasi pelayanan sim keliling di wilayah Jakarta Selatan"

Eh...ternyata di BALAS...!! KEREN..!! Ini isi balasannya,
"Untuk hari ini SIM keliling beroperasi di depan PT. PELNI Jl.
Gajah Mada
Jak-Pus dan Pukul 09.00 s/d 13.00 wib. Terima kasih."

Wah saya pikir jauh juga ya.. Akhirnya saya ke Polsek Jak-Sel.

Saat hendak memasuki wilayah Polsek tersebut, seorang Polisi menyapa,"Apa kabar pak ? Bisa dibantu ?"... wah sama aja nih sama situasi 'dulu'..he..he..he.. Saya meluangkan waktu 1 jam untuk mengurus SIM saya ini, jadi saya pikir apa salahnya minta bantuan dia...he.he....he....
Saya bilang saya akan mengurus SIM, dia bilang biayanya Rp. 150.000 uang jasanya terserah saya... "bagaimana kalau Rp.25.000 ?" dia setuju....

Prosesnya ternyata cepat sekali, saya perhatikan jam saya... seluruh proses ternyata dapat diselesaikan dalam waktu 15 menit... saya nggak tahu biaya sesungguhnya berapa.. karena tidak ada keterangan sama sekali tentang biaya yang harus dikeluarkan....

Menurut teman - teman yang sudah pernah memperpanjang SIM A.... biayanya memang sekitar gitu...

Friday, May 05, 2006

Mahathir: Negara-negara Besar Praktikkan Penjajahan Baru

Sementara sebagian besar generasi muda penerus bangsa ini terbuai dengan Narkoba, gaya hidup bersenang-senang (hedonisme), dan sekedar memenuhi hasrat jasmaninya, negara-negara besar di luar sana bersukaria menjajah Tanah Air kita tercinta ini tanpa mendapat perlawanan apa - apa.

Berikut saya kutip dari :
http://www.kompas.com/utama/news/0605/04/140730.htm

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad kembali mengecam negara-negara besar yang menurutnya mempraktikkan bentuk penjajahan baru di era globalisasi ini.

Mahathir menyebut zaman ini adalah zaman eurocentris, yaitu dunia yang berputar di sekeliling Eropa dan bangsa Eropa. Di zaman eurocentris ini, menurut Mahathir, ancaman paling nyata tidak hanya keganasan terorisme, tetapi juga pendiktean ekonomi dan politik yang dilakukan negara-negara kuat, terutama negara-negara Eropa terhadap negara-negara lemah. Inilah bentuk bentuk penjajahan yang disebut Mahathir.

Paparan dan kritik keras Mahathir itu disampaikannya saat memberikan kuliah umum dalam acara Dialog Serumpun bertema Nasionalisme Dalam Era Globalisasi di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (4/5). Acara ini diselenggarakan oleh HIPMI.

Mahathir menjelaskan, penjajahan baru ini disebabkan karena negara-negara besar dan kuat lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan mereka sendiri dengan cara menekan negara-negara lemah, baik secara ekonomi maupun politik.

Negara-negara lemah karena tidak memiliki kekuatan terpaksa takluk dan tunduk pada keinginan negara-negara besar itu. "Sebenarnya nasionalisme masih bermakna dan diperlukan di zaman globalisasi ini terutama bagi negara-negara yang lemah. Ini karena di zaman globalisasi ini pencerobohan oleh negara asing yang kuat ke atas negara yang lemah lebih mungkin berlaku," ujarnya.

Dikatakan Mahathir, negara-negara besar secara terbuka melakukan serangan militer untuk mengganti rezim di sebuah negara yang tidak mau tunduk kepada mereka. Negara-negara besar dan kuat juga menghancurkan negara tertentu dengan kekuatan perdagangan dan permainan mata uang.

Mahathir berpendapat sebenarnya konsep globalisasi, yaitu dunia tanpa batas diciptakan oleh negara-negara besar itu supaya mereka dapat mengeksploitasi kekayaan negara-negara lain untuk memperkaya diri mereka.

Mahathir mengakui globalisasi memang tidak dapat dielakkan. Namun, menurutnya, kita tidak boleh larut dan harus jeli dalam memaknai globalisasi. "Jangan sampai negara kita dikuasai karena tipu daya negara-negara kuat. Setiap negara lemah dan berkembang sampai saat ini masih harus mempertahankan kemerdekaan yang sejati," ungkapnya.

"Kali ini perjuangan mempertahankan kemerdekaan kita bukan dengan senjata dan pasukan bala tentara perang. Tidak mungkin kita dapat menyaingi senjata mereka. Meletupkan bom di badan juga tidak akan mengalahkan mereka. Yang akan mengalahkan mereka ialah kepintaran nasionalisme kita, perpaduan kita, kesanggupan kita bekerja sama dengan negara-negara lain yang menghadapi ancaman yang sama. Inilah nasionalisme di zaman globalisasi," papar Mahathir.